Hakikat Puasa Ramadhan itu Melatih Rasa Ikhlas

Hakikat Puasa Ramadhan itu Melatih Rasa Ikhlas
Ustadz Sukardi - Ketua pembina Yys Al Falah Leces

Hari ke Tujuh dikegiatan pondok Romadhon di Ponpes Al Falah Leces selalu berjalan dengan lancar.

Dan selanjutnya ceramah agama oleh Ustadz Sukardi atau biasa juga di panggil ustadz Sobri. Beliau mengajak seluruh santriwan santriwati juga peserta lainnya agar dapat menjalankan ibadah Puasa selama sebulan ini dapat berjalan dengan baik. "Jika kita ikhlas menjalankan puasa, maka insya Allah Puasa kita diterima oleh Allah SAW.

Inti dalam menjalankan semua amal ibadah adalah ialah keiklasan. Orang yang ikhlas akan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah swt. Dengan sepenuh hati tanpa adanya unsur paksaan. Orang yang ikhlas akan menjalankan ibadah murni semata-mata karena Allah swt. Bukan karena ingin dipuji, disanjung, ataupun ingin dilihat orang. Karena orang yang ikhlas tahu dan sadar bahwasanya untuk siapa ia melakukan amal ibadah, yakni lillahi ta’alaa. Allah SWT berfirman di dalam QS. al-An’am ayat 162-163.

“Katakanlah: Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.” (QS. al-An’am ayat 162-163).

Ikhlas merupakan tingkat ketaqwaan tertinggi di dalam Islam dan berhubungan dengan hati seorang hamba kepada Allah SWT jalinan antara seorang hamba dengan Allah SWT ialah melalui hati. Hanya Allah yang mengetahui isi hati setiap hamba-Nya.

Ibadah puasa adalah  ibadah yang istimewa di antara ibadah yang lainnya. Karena Allah SWT sendiri yang akan memberikan balasannya terhadap orang yang berpuasa. Berbeda dengan ibadah shalat, sedekah, haji dan ibadah-ibadah yang lainnya.

Puasa di bulan suci Ramadhan mengajarkan kepada pelakunya untuk senantiasa ikhlas dalam menjalankannya. Seseorang mudah dan bisa saja berbohong kepada orang lain dengan mengatakan bahwa ia sedang berpuasa. Jika ingin membatalkan puasanya, tentu bukan sesuatu yang sulit. Tidak ada yang tahu isi hati setiap manusia kecuali hanya Allah SWT karena Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, yang menguasai dimensi ruang dan waktu, sehingga tidak akan ada sedikit pun yang luput dari pengawasan Allah SWT.

Keiklasan hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Oleh karena itu, perintah puasa hanya diperuntukkan bagi mereka yang beriman. Hanya mereka yang berimanlah yang mau melaksanakan perintah ibadah puasa, karena pada kenyataanya di bulan suci Ramadhan masih banyak orang yang tidak menjalankan puasa. Padahal sudah jelas perintah Allah SWT di dalam al-Qur’an tentang puasa di bulan suci Ramadhan. Ini menandakan bahwa hanya mereka yang beriman yang mau melaksanakan perintah tersebut.

Di dalam bulan Ramadhan banyak orang yang berlomba-lomba melakukan amal kebajikan seperti tadarus al-Qur’an, Qiyaamul lail, beri’tikaf, bersedekah, dan memperbanyak dzikir. Tentu semua itu tidak akan sia-soia dan akan bernilai ibadah jika dilandasi dengan keiklasan.