Siapa yang paling di hormati dalam agama islam antara ayah dan ibu?

Probolinggo ( 20/3/2023 ) Kegiatan pondok romadhon yang di selenggarakan oleh pondok pesantren Al Falah, hari ini, Kamis, 20 Maret 2025 menjadi hari akhir kegiatan . Seperti biasanya kegiatan di awali dengan sholat berjamaah dhuha, dilanjutkan dengan taddarus dan di akhiri dengan kegiatan ceramah Agama.
Kali ini sebagai penceramah yaitu Ustadz Subhan Ben Awe. Tema kali ini yaitu tentang hormat kepada ibu. Siapa yang Pertama Harus Dihormati, Ibu atau Ayah?
Sahabat Nabi bertanya kepada Nabi Muhammad tentang siapa yang harus dihormati.
Nabi Muhammad menjawab, "Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu."
Hadits ini menunjukkan bahwa ibu memiliki prioritas dalam hal penghormatan. Hal ini karena:
- Peran ibu dalam mendidik dan membesarkan anak sangat besar.
- Ibu telah memberikan pengorbanan yang luar biasa sejak dalam kandungan.
- Ibu adalah sumber kasih sayang dan perhatian bagi anak.
Meskipun demikian, ayah juga memiliki tempat istimewa dan wajib dihormati. Ayah memiliki peran sebagai pemimpin dan pencari nafkah, memberikan perlindungan dan kebutuhan hidup bagi keluarga.
Penting untuk diingat bahwa penghormatan kepada kedua orang tua adalah kewajiban dalam Islam. Kita harus selalu berusaha berbakti kepada mereka dengan setulus hati, tanpa membeda-bedakan.
Dalam Islam, kedua orang tua memiliki tempat istimewa dan wajib dihormati. Namun, terkadang muncul pertanyaan tentang siapa yang lebih utama untuk dihormati.
Berikut ini beberapa poin penting untuk diingat:
- Keduanya memiliki hak yang sama besar dalam Islam. Al-Qur'an menekankan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua tanpa membeda-bedakan.
- Ibu memiliki peran yang lebih besar dalam mendidik dan membesarkan anak. Sejak dalam kandungan, ibu telah memberikan kasih sayang dan pengorbanan yang luar biasa.
- Ayah memiliki peran sebagai pemimpin dan pencari nafkah. Ayah bertanggung jawab memberikan perlindungan dan kebutuhan hidup bagi keluarga.
Namun, dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW menekankan penghormatan khusus kepada ibu:
- “Surga di bawah telapak kaki ibu.” Hadits ini menunjukkan betapa besarnya jasa ibu dan menekankan bahwa surga dapat diraih dengan memuliakan ibu.
- “Jika meninggal dan meninggalkan kedua orang tuanya, maka siapa yang lebih berhak atas kebaikannya? ” Beliau menjawab, “Ibunya.” Hadits ini menunjukkan bahwa ibu memiliki prioritas dalam kebaikan yang diberikan anak setelah meninggal.
Kesimpulannya, tidak ada yang lebih utama antara ibu dan ayah dalam hal penghormatan. Keduanya memiliki tempat penting dan wajib dihormati. Namun, dalam beberapa aspek, hadits menunjukkan bahwa ibu memiliki keutamaan.
Yang penting adalah kita selalu berusaha menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua dengan setulus hati, tanpa membeda-bedakan.
Ditengah tengah ceramah,ustadz Subhan menyampaikan cerita yang berhubungan dengan pentingnya menghormati ibu. Cerita sebagai berikut :
"Di tengah hiruk pikuk pasar Madinah, seorang ibu tua sedang berjualan kurma. Wajahnya berkerut, tangannya kasar, dan matanya memancarkan kelelahan. Tiba-tiba, seorang lelaki muda mendekatinya. Rambutnya sedikit berantakan, pakaiannya sederhana, tapi ada aura tenang dan bijaksana yang terpancar dari dirinya.
"Ibu, bolehkah aku bertanya?" suara lelaki itu lembut dan ramah.
Ibu tua itu terkejut, "Tentu, Nak. Ada apa?"
"Siapa yang paling berhak kau hormati di dunia ini?" tanya lelaki itu.
Ibu tua itu terdiam sejenak, matanya terpejam seolah mengingat kembali masa lalunya. "Nak, di dunia ini, tak ada yang lebih berhak aku hormati selain ibuku sendiri. Dialah yang melahirkan dan membesarkanku, memberikan kasih sayang dan pengorbanannya tanpa henti. Aku tak akan pernah bisa membalas jasanya."
Lelaki muda itu tersenyum, "Benar sekali, Ibu. Ibu memang pantas mendapatkan penghormatan tertinggi. Karena dialah yang telah melahirkan dan merawatmu dengan penuh kasih sayang."
Ibu tua itu tak menyadari bahwa lelaki muda itu adalah Nabi Muhammad SAW. Ia hanya merasa terharu dengan kebaikan hati lelaki itu yang mau mendengarkan ceritanya.
Nabi Muhammad kemudian melanjutkan perjalanannya, meninggalkan ibu tua itu dengan hati yang terenyuh. Ia kembali mengingatkan para sahabatnya tentang pentingnya menghormati ibu, karena dialah yang telah melahirkan dan membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang.
Ada cerita lagi tentang seorang istri selalu taat kepada suaminya.
Di tengah hiruk pikuk kota Madinah, hiduplah seorang wanita bernama Ummu Salamah. Ia adalah istri tercinta Nabi Muhammad SAW, yang dikenal karena kecerdasannya, keimanannya yang kuat, dan kasih sayangnya yang tak terhingga.
Suatu hari, Ummu Salamah sedang berada di rumah sendirian. Suaminya, Nabi Muhammad SAW, sedang berpergian untuk melakukan perjalanan dakwah. Tiba-tiba, seorang tamu datang mengunjungi Ummu Salamah. Tamu itu adalah saudara dekat Ummu Salamah yang ingin menemui dan menanyakan keadaan Ummu Salamah.
Ummu Salamah sangat ingin menerima tamu tersebut. Ia tahu bahwa menyambut tamu adalah sunnah dalam Islam. Namun, ia juga ingat pesan suaminya yang melarangnya menerima tamu saat suaminya tidak ada di rumah.
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang sangat menyayangi istrinya. Ia tidak ingin istrinya terbebani dengan tugas-tugas rumah tangga saat ia tidak ada. Oleh karena itu, ia melarang istrinya menerima tamu saat ia tidak ada di rumah.
Ummu Salamah berada dalam dilema. Ia ingin menyambut tamu tersebut, tetapi ia juga tidak ingin menghilangkan rasa hormat dan ketaatannya kepada suaminya. Apalagi saat itu ibunya baru meninggal dunia, dan Ummu Salamah sedang berduka. Namun, ia tetap menuruti perintah suaminya.
Tamu itu terkejut melihat Ummu Salamah menolak untuk membuka pintu. Ia menanyakan alasannya. Ummu Salamah menjelaskan bahwa suaminya melarangnya menerima tamu saat ia tidak ada di rumah.
Tamu itu kemudian meninggalkan rumah Ummu Sulaym. Ia pergi mencari Nabi Muhammad SAW untuk menanyakan maksud larangan tersebut. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa ia tidak ingin istrinya terbebani dengan tugas-tugas rumah tangga saat ia tidak ada. Ia ingin istrinya dapat beristirahat dan menjalankan ibadah dengan tenang.
Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan bahwa seorang istri harus menghormati dan menuruti perintah suaminya. Hal itu merupakan tanda ketaatan dan kasih sayang seorang istri kepada suaminya.
Kisah Ummu Salamah ini menjadi contoh nyata bagaimana seorang istri harus menjalankan tugasnya dengan penuh ketaatan dan kesabaran. Walaupun dalam keadaan berduka, ia tetap menuruti perintah suaminya. Ketaatan Ummu Salamah menjadi contoh bagaimana seorang istri harus menjalankan kewajiban sebagai istri dengan penuh keikhlasan dan ketaatan kepada suaminya.